Pengertian, Contoh Paragraf Silogisme dan Entimen

Definisi dan Contoh Paragraf Silogisme dan Entimen - Hay hay Sobat ! Jumpa lagi dalam artikel kali ini yang akan membahas tentang paragraf, yaitu apa yang dimaksud dengan silogisme dan entimen beserta dengan contoh paragrafnya. Baiklah tanpa berlama-lama lagi, di bawah ini adalah pembahasan paragraf silogisme dan paragraf entimen secara menyeluruh. Selamat membaca!


1. Paragraf Silogisme

Paragraf silogisme merupakan paragraf yang dikembangkan dengan pola pikir silogisme. Silogisme adalah jenis penalaran deduktif yang digunakan oleh seseorang untuk menyusun suatu argumentasi. Deduktif yaitu salah satu teknik mengambil kesimpulan dalam sebuah tulisan. 

Terdapat dua premis dalam paragraf silogisme dan satu kesimpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Kedua premis tersebut yaitu premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).
 

A. Bentuk Silogisme

Silogisme terdiri dari dua buah premis: premis umum (PU) dan premis khusus (PK), dan satu kesimpulan.
 
PU : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kumpulan atau kelompok tertentu yang memiliki sifat atau ciri tertentu.
PK : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari kumpulan atau kelompok tersebut.
Kesimpulan : Menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki sifat atau ciri dari kumpulan atau kelompok tersebut.
 
Rumus
 
PU : A = B
PK  : C = A
K    : C = B
 
Contoh 1
 
PU : Semua guru pintar mengajar.
PK  : Intan adalah seorang guru.
K    : Intan pintar mengajar.
 
 
Contoh Paragraf:
 
Semua guru pintar mengajar. Kepintaran para guru dalam mengajar sudah terbukti dari gelar yang mereka dapatkan setelah lulus dari perguruan tinggi. Sementara itu, Intan adalah seorang guru. Maka dapat dikatakan bahwa Intan adalah guru yang pintar mengajar.

Contoh 2
 
PU : Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan.
PK  : Ikan paus adalah hewan mamalia.
K    : Ikan paus berkembang biak dengan cara melahirkan.

Contoh Paragraf:
 
Semua hewan mamalia berkembang biak dengan proses mengandung dan melahirkan anaknya. Sementara itu, ikan paus adalah jenis ikan yang termasuk dalam kategori mamalia. Oleh karena itu, ikan paus berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya.
 

B. Jenis-Jenis Silogisme

1. Silogisme Golongan
 
Terdapat dua premis dan satu kesimpulan pada jenis silogisme ini. Kedua premis tersebut yaitu premis umum dan premis khusus.
  • Premis umum menyatakan bahwa terdapat gologan atau kelompok tertentu memiliki sifat atau hal tertentu.
  • Premis khusus menyatakan bahwa seseorang atau sesuatu adalah anggota dari kelompok tersebut.
  • Kesimpulan  menyatakan bahwa anggota tersebut memiliki sifat atau hal tersetntu dari golongan atau kelompok tersebut.

Rumus:
 
PU : A = B
PK : C  = A
K   : C  = B
 

Keterangan:
 
PU : Premis Umum
PK : Premis Khusus
K : Kesimpulan 

Contoh Silogisme Golongan:
 
PU : Semua hewan mamalia bernafas dengan paru-paru
PK : Kucing adalah hewan mamalia
K : Kucing bernafas dengan paru-paru

 
2. Silogisme Negatif
 
Ciri-ciri silogisme negatif yaitu adanya penggunaan kata bukan atau tidak pada kedua premis dan kesimpulan. Jika salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya juga negatif.
 
Contoh Silogisme Negatif:
 
PU : Semua siswa SMAN 9 angkatan tahun 2015/2016 lulus ujian nasional.
PK : Jono adalah siswa SMAN 9.
K : Jono lulus ujian nasional.

 
3. Silogisme yang Salah
 
Silogisme yang salah merupakan jenis silogisme dimana kesimpulan yang ditarik dari kedua premis memunculkan kesalahan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menarik kesimpulan, maka merumuskan kesimpulan suatu premis haruslah cermat. 

Untuk mencegah kesalahan tersebut, maka hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan:
 
a. Dua premis khusus akan menghasilkan kesimpulan yang diragukan.
 
Contoh

PK    : Rina diterima sebagai mahasiswa Universitas Sriwijaya.
PK    : Rina adalah anak yang sholehah
K    : Rina yang sholehah diterima sebagai mahasiswa Universitas Sriwijaya. (?)
(Semua premis merupakan premis khusus sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan)

b. Dalam premis khusus, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan B. Jadi, kedua premis (premis umum dan premis khusus) dihubungkan dengan B. dengan demikian, kesimpulan yang dihasilkan diragukan.
 
Contoh
PU    : Semua anggota Karang Taruna adalah anak yang pintar.
PK    : Arin Septiyani adalah anak yang pintar.
K    : Arin Septiyani adalah anggota Karang Taruna.

c. Dua premis negatif akan menghasilkan kesimpulan yang diragukan.
 
Contoh
PU    : Semua pengendara sepeda tidak memerlukan SIM.
PK    : Zia bukan pengendara sepeda.
K    : Zia memerlukan SIM. (?)

d. Jika premis umum tidak menyatakan semua anggota kelompk, maka kesimpulan yang dihasilkan akan diragukan.
 
Contoh
PU    : Tidak semua siswa SMA Dahulu Kala adalah peserta olimpiade.
PK    : Yoni adalah peserta olimpiade.
K    : Yoni adalah siswa SMA Dahulu Kala. (?)

 

2. Paragraf Entimen


Entimem merupakan silogisme yang diperpendek. Entimem merupakan bentuk silogisme dimana premis umum tidak disebutkan, dan kesimpulan disebutkan dengan diikuti premis khusus sebagai penyebab.
 
Jika dirumuskan, yaitu:
 
C = B, karena C = A

Contoh:

PU : Anak yang rajin belajar selalu naik kelas.
PK : Aria adalah anak yang rajin belajar.
K   : Aria selalu naik kelas.


Entimen : Aria selalu naik kelas, karena ia rajin belajar.




Nah, demikianlah artikel kali ini mengenai silogisme dan entimen. Setelah membaca artikel ini tentunya Sahabat semua telah mengerti apa yang dimaksud dengan silogisme dan entimen, bukan ?

Baiklah, sampai di sini dahulu perjumpaan kita kali ini, semoga artikel ini dapat menjadi manfaat dan referensi yang baik untuk Sobat dalam belajar bahasa Indonesia. 

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon