Bacalah Teks Wawancara tentang Bencana Alam Terbaik !

Contoh Teks Wawancara tentang Banjir - Hay Sobat, jumpa kembali pada artikel kali ini yang akan menyajikan sebuah contoh teks percakapan wawancara singkat mengenai bencana alam.

Teks kali ini merupapakan dialog wawancara yang dilakukan oleh seorang wartawan dengan kepala desa. Nah, baiklah tanpa berlama-lama lagi, di bawah ini adalah contoh wawancara tentang banjir. Selamat membaca!


Teks Wawancara tentang Banjir 


Wartawan : selamat pagi pak kades, saya Rudi, dari Koran Sindo. Saya bermaksud untuk meminta sedikit wakru bapak untuk saya wawancarai. Apakah bapak berkenan menjawab beberapa pertanyaan saya?
 
Kades : selamat pagi, nak Rudi ini dari koran Sindo ya, oh iya boleh saja silahkan.
 
Wartawan : terimakasih bapak, jadi sejak kapan banjir ini terjadi pak?
 
Kades : banjir terjadi sejak dua hari yang lalu, air mulai datang sekitar pukul 04.00 dini hari.
 
Wartawan : jadi banjir ini terjadi sejak dini hari ya pak, lalu kira – kira apakah yang menyebabkan banjir bandang ini terjadi pak?
 
Kades : menurut saya banjir ini terjadi karena curah hujan yang kebetulan sagat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap. Sebelum banjir, hujan sudah turun sejak hari Senin, dan banjir mulai datang pada Rabu dini hari. Daerah ini memang selalu rawan banjir setiap kali musim penghujan.
 
Wartawan : menurut bapak, apakah ada penyebab lain selain curah hujan yang tinggi sehingga sungai meluap?
 
Kades : menurut saya, ini juga kesalahan dari warga saya karena membuang sampah di sungai, mereka memilih untuk membuang sampah di sungai dari pada membayar uang kebersihan. Sehingga ketika musim hujan seperti ini sampah yang mereka buang menyumbat saluran air di sungai. Terjadilah banjir bandang seperti saat ini.
 
Wartawan : kenapa pak mereka memiih untuk membuang sampah di sungai, apakah tidak ada petugas kebersihan yang mengumpulkan sampah warga di daerah ini?
 
Kades : itu dia, kebanyakan warga malas membayar uang kebersihan setiap bulan oleh karena itu mereka memilih untuk membuang sampah di sungai, padahal menurut saya harga uang kebersihan tidak mahal sama sekali, Cuma sekitar 45 ribu per – bulan. Tapi yah, bisa kita lihat akibatnya saat ini. Mereka masih belum sadar apa akibat dari kelakuan mereka.
 
Advertisement
Wartawan : jadi kurangnya kesadaran penduduk juga mengakibatkan hal yang fatal ya pak ya, seperti banjir ini. Nah pak, jadi bagaimana keadaan warga yang terkena banjir? Apakah mereka semua mengungsi ke tempat pengungsian ini?
 
Kades : sebagian besar warga memilih untuk tinggal di tempat pengungsian ini, tapi ada juga yang sementara tinggal di tempat saudara yang lain. Bisa di lihat mas, penuh sekali di sini. Karena banyaknya warg yng tidak memiliki tempat lain, jadi ya merek tidak punya pilihan lain selain di sini.
 
Wartawan : lalu apakah masih ada yang memilih untuk menetap di rumah mereka pak? Meskipun sedang kebanjiran?
 
Kades : ada, beberapa ada yang memilih tinggal tapi Cuma beberapa saja. Cuma mereka yang punya lantai dua saja.
 
Wartawan : kondisi ketinggian air bagaimana pak? Apakan sudah surut atau masih tinggi?
 
Kades : saya kurang tahu tepatnya ketinggian air, yang saya tau sebelum saya pindah kesini air masih setinggi pinggang orang dewasa, dan sekarang sepertinya sudah mulai turun tapi masih tetap belum bisa di tinggali rumah kami ini.
 
Wartawan : menurut bapak bagaimana sih peran pemerintah dalam menangani banjir yang tak kunjung surut ini?
 
Kades : saya sedikit kurang puas dengan pemerintah. Sepertinya pemerintah kurang memperhatikan kami korban banjir, seperti yang kita lihat, mereka hanya memberikan tenda – tenda pengungsian, akan teteapi bahan makanan yang ada sangat kurang memadai apa lagi khususnya untuk makanan anak – anak masih sangat kurang, selain itu juga selimut masih kurang. Kami para suami jarang tidur menggunakan slimut karena mengalah kepada pihak istri.
 
Wartawan : jadi apa harapan bapak yang ingin bapak sampaikan kepada pemerintah?
 
Kades : saya berharap pemerintah lebih peduli dengan kami, dan mengirim bantuanyang memadai karena beberapa dari kami mulai mengalami sakit akibat hal ini.
 
Wartawan : baik pak terimakasih atas waktunya semoga banjir ini cepat surut ya pak ya.




Nah, demikianlah artikel kali ini tentang contoh wawancara bencana alam. Sobat, selain contoh di atas, baca juga contoh wawancara lainya, seperti: wawancara tentang kesehatan, wawancara dengan pedagang, dan wawancara tentang kewirausahaan. 

Baiklah, sampai di sini perjumpaan kita kali ini. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi yang berguna bagi Sobat semua. Terimkasih telah membaca dan sampai berjumpa kembali pada artikel-artikel menarik lainnya.

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon